Kami bergitu dekat

Coba ceritakan, apa harapanmu ketika hujan deras datang pada senja hari dan di saat kau bersama anak gadismu di rumah?
Aku punya cerita sedikit, kau mau mendengarkan?
Sebenarnya ini adalah harapan yang lama saya rindukan. Bayangkan sejak sudah bisa memanggil bapak, anak gadisku sudah tidak mau lagi tidur dalam pelukan saya. Iya saya, yang notabene adalah bapaknya. Saya tidak tahu alasannya karena dia juga tidak pernah bisa memberi jawaban ketika mendapatkan pertanyaan yang sama.
Tapi senja yang ditemani hujan senja ini sangatlah indah. Kami berdua saling berbaring di ruang tamu dan dia tidur berbantal lengan kananku. Kami bergitu dekat. Dan terus terang ini sudah lama tidak pernah saya alami bersama.
Jangankan saya cium pipi kiri dan kanannya, ini sebenarnya karena mungkin dia malu, anak gadis saya akan menolak keras dengan mengusap bekas ciuman sayang saya dengan kaos atau bahan kain yang saat itu terdekat dengannya. Mnjelang tidur, dia tidak mau bersama saya. Dia inginya hanya dengan Dada-nya saja. Terlebih saat membangunkan dia di pagi hari untuk siap-siap berangkat sekolah. Dalam pelukan dan gerakkan tidak menyamankan dari Dada-nya dia tidak akan bergeming sama sekali dari tempat tidur meskipun  satu jam lamanya. Namun dalam pelukan saya, belum sampai lima menit dia akan memprotes keras bahkan sampai menangis. Jadinya, pelukan sayang saya di pagi hari adalah alarm nyata bagi putri saya untuk bangun.
Bagi seorang bapak, tentu saja itu akan sangat menyakitkan. Tapi bagi saya, hal itu adalah sesuatu yang sangat wajar. Mengingat dia dan saya memiliki golongan darah yang sama.
Saat kecil saya juga tidak suka dipeluk atau ditemani tidur dengan bapak saya atau mungkin bapak saya yang tidak mau menemani tidur anaknya. Dan itu tidak menjadi masalah sampai saya bisa mendapatkan kamar sendiri. Meskipun itu hanya berupa ranjang kayu reot, namun ketika mendapatkan kamar sendiri di ruang tamu rumah sederhana kami, hal itu sangat menyenangkan. Karena saya bisa tidur sendiri, bergerak ke sana kemari, dan tentu saja saya akan memiliki banyak waktu untuk melakukan imajinasi saat semua sudah tidur lelap.
Jadi, apakah ini pertanda putri saya ingin mendapatkan ruang privasi sendiri. Bahkan sekarang, setiap malam dia sudah merebut paksa tempat tidur saya di depan televisi di ruang tamu.
Ah, ternyata ternyata tiga hari lagi dia akan berulang tahun yang ke-lima. Dia semakin terlihat sudah besar. Dia sudah berani memberikan argumen untuk melawan. Dan tentu saja, sekarang hobinya adalah mewarnai berbagai gambar yang ada di bukunya. Dia sudah mengenal dua belas warna utama. Tinggal membaca saja yang belum, padahal abjad sudah dihapalnya di luar kepala.
Ah ternyata gadisku sudah tumbuh besar dan semakin pintar. Kebahagiannya adalah cita-cita abadi saya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

‘Dua Jaya’, Penambal Ban Paling Ampuh se-Kota Genteng

Bertobat Jangan Setengah-setengah

Sekilas Tentang Kematian Media Cetak