Gundul...Gundul...Gundul
Saya kembali memutuskan untuk mencukur habis rambut
hingga hampir plontos kemarin sore. Hanya saya sisakan ½ cm agar terlihat masih
memiliki rambut.
Sebenarnya saya menyukai gaya potongan rambut yang rapi
dengan gaya menyamping ke kanan. Itu memperlihatkan saya lebih segar, lebih
segar, dan segar. Saya sadar, jika saya berkata bahwa dengan potongan rambut
rapi saya ganteng, maka mulut kalian akan mengeluarkan sumpah serapah sampai
fitnah.
Dan saya mengakui bahwa saya memang tidak nganteng. Dengan
lesung pipi di pipi kanan, bibir yang kata beberapa teman cewek sekolah menegah
dulu sensual, saya selalu menjadi orang yang dikangeni.
Jadi, nganteng saja tidak cukup, yang lebih berharga ‘dikangeni’.
Beberapa bulan ini saya mencoba untuk kembali ke masa
puber pertama saya yang menyukai rambut terpotong rapi. Tidak cepak, gundul,
maupun gondrong awut-awutan. Hanya rapi saja.
Pengalaman saya, beberapa tukang cukur menyatakan hitam
rambut saya terlihat sempurna. Meski tanpa minyak rambut.
Saya memutuskan untuk gundul kembali, beberapa tahun ke
belakang model rambut plontos ini saya gandrungi, bukan karena frustasi. Terutama
kepada sikap istri saya yang selalu mengingatkan saya untuk keramas karena
rambut penuh ketombe.
Terus teras, saya adalah orang yang malas keramas sejak
kecil. Bisa dibayangkan, saat enam bulan lalu istri tercinta membelikan satu
botol ukuran 100 ml shampo khusus pria, sampai sekarang masih tersisa setengah.
Betapa malasnya harus keramas dengan kondisi rambut masih
tumbuh agak panjang. Proses mandi menjadi lebih lama dan saya tidak kuat dengan
dinginnya air dalam waktu lama.
Saya gundul juga bukan karena saya menderita Alopecia
Areata atau bahasa Jawa-nya kebotakan akut. Maaf maaf saja, dalam gen keluarga
saya tidak ada yang menderita genjala ini.
Bahkan jika saya menderita Alopecia Aleratatata (baca
kembali ke atas jika typo), maka panggilan saya sejak lama kawan-kawan yang
mengenal dekat akan memanggil Bobi alias Botak Biadab
Saya berpotongan gundul karena beberapa alasan. silahkan lanjutkan
membaca jika anda memang benar-benar berniat mengetahuinnya.
Pertama, saat rambut saya agak panjang, jerawat saya
mulai bermunculan. Rambut dan jerawat bagi banyak orang tidak memiliki
hubungan. Tapi bagi tubuh saya terutama wajah, hal itu memiliki hubungan khusus
yang tidak dipisahkan sejak belasan tahun lalu.
Wajah saya berminyak, jika seharian tidak dibersihkan
maka wajah saya sangat mengkilap sehingga seperti siap dibor saja untuk
disuling minyaknya. Minyak inilah yang menjadikan wajah saya dulu penuh
jerawat. Di kepala, terutama di kulit kepala kandungan minyaknya bahkan lebih
banyak saat ditutupi rambut.
Sehingga solusi satu-satunya untuk mencegah jerawat terus
tumbuh adalah dengan sering-sering keramas sehingga kandungan minyak di kulit
kepala berkurang. Efeknya juga mengurangi kadar minyak di wajah.
Menariknya jari-jari saya terlalu cepat lelah untuk
mengucek rambut berulang kali saat keramas.
Dengan potongan plontos, maka saya tinggal tuangkan
shampo saya gosong sampai berbusa dan selesai. Bahkan dengan sabun mandi sudah
cukup. Tidak bersusah-susah payah membeli shampo ketika habis.
Kedua, dengan tampilan gundul saya terlihat lebih gendut.
Pasti saya suka itu. Padahal tidak.
Saya adalah orang konservatif yang selalu percaya bahwa berat
tubuh ideal itu adalah tinggi badan-110. Saya berusaha keras menjaga kondisi
berat badan untuk terus ideal.
Di masa muda dulu hal itu tidak menjadi masalah. Karena saya
berkeringat setiap hari sehingga kalori bisa terbuang segera. Tapi sekarang,
saya harus sering-sering berlari jarak menengah untuk mendapatkan banyak
keringat.
Terpenting, keringat ini selain membuang kalori juga
untuk mengurangi kadar minyak di wajah. Cobalah jika tidak percaya.
Dari pengalaman saya menyarankan bagi kalian yang masih
bermasalahan dengan jerawat sebenarnya ada beberapa terapi ringan yang bisa
dilakukan tanpa memberatkan hati bergerak.
Pertama, sering-sering keramas untuk mengurangi kadar
minyak di kulit kepala dan wajah. Kedua, jangan pernah menyentuh ketika
jari-jari belum bersih, karena kotoran itu bisa menempel dan harus segera dibersihkan.
Ketiga, rajin-rajinlah berolahraga.
Perhatian; dalam foto
saya sebelah kanan. Yang kiri, itu saudara.
Komentar
Posting Komentar