Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Hayu Puspadias Khairani, Permata Kebahagiaan Kedua Kami

Gambar
  Kami sedang dalam suka cita yang berlebihan. Kami mendapatkan rezeki yang tiada terkira. Permata kedua kami, setelah sepuluh tahun menunggu. Tuhan yang Maha Bijaksana memberi kami anugerah terbesar. Hayu Puspadias Khairani. Nama itu kami berikan dengan berbagai banyak pertimbangan matang di usia saat di kandungan menginjak tujuh bulan. Khairani saya jadikan marga, kependekan dari Kukuh Setyono dan Widawati Rahayu Desi Susani. Khairani yang memiliki arti Kehidupan juga tersemat di putri pertama kami, Nenas Arum Khairani. Penetapan nama Hayu sempat menjadi perdebatan kecil di kamar tidur. Saya sempat bersikeras memakai nama Dayu nama di Bali yang memiliki arti anak perempuan tercantik. Namun Dadanya menginginkan Hayu saja. Lebih jamak dan mudah dipanggilnya. Namun sebenarnya, dibalik ketersetujuan saya, nama Hayu lebih Jawa sekali. Sama-sama berarti putri tercantik. Nama Puspadias inilah yang sebenarnya ingin saya ceritakan. Saya sempat mengusulkan kata Geni sebagai kata ...

Sudah Lama Sekali, Tapi Tidak

Gambar
  Buku akan selalu memberikan kesadaran, bahwa, betul, ini sudah lama sekali tapi tidak berarti tak bisa terjadi lagi, Bacaan akan mempengaruhi pemikiran, pola tindakan, dan pilihan-pilihan dalam kehidupan keseharian kita. Dengan membaca literatur dan realitas kehidupan, pemikiran kita yang lebih objektif dan tidak mudah dihasut. Terkadang, kehidupan seperti kehilangan arah. Manusia merasa tidak lagi punya pilihan. Semua indera dimatikan dan tersesat adalah pilihan paling menjanjikan. Manusia kehilangan rasa, kehilangan identitas. Tidak lagi bisa memilih, harus menanggalkan semua jati diri. Seluruh dunia seperti diharuskan memberikan kesaksian tentang keberhasilan seseorang. Namun, agama dan politik memang senantiasa berjalan dengan erat. Keduanya saling mempengaruhi. Agama dipakai politikus sebagai kendaraan menuju singgasana, sedangkan politik digunakan agama untuk menegaskan hegemoni. Pemahaman mengenai benar salah tentang kitab suci dan karunia Tuhan ini telah d...

Tidak Mampu dan Tidak Bisa, Sebelas Dua Belas Dengan Tidak Mau

Gambar
  Menjadi pemimpin itu sulit. Dia harus mendengarkan, merasakan, dan melakukan sesuatu yang terkadang tidak disenangi demi kebahagian semua orang. Pemimpin yang terpilih oleh banyak orang di luar lingkarannya adalah orang yang mendapatkan kepercayaan dari sebagian besar orang-orang di lingkungannya. Mencalonkan atau tidak mencalonkan, jika sudah dipilih maka dia harus menerima karena itu sudah menjadi tanggung jawabnya. Banyak orang enggan menjadi pemimpin. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Namun alasan terbesar yang selalu dikemukakan oleh orang-orang yang akan dijadikan pemimpin adalah ‘tidak siap’ dan ‘tidak mampu’. Alasan klasik untuk menghindari memimpin masyarakatnya. Tidak siap dan tidak mampu itu sangat beda tipis dengan alasan ‘tidak mau’. Masalahnya kondisi ini selalu muncul pada lingkungan paling bawah. Strata sosial paling awal dari kehidupan bermasyarakat. Bisa dikatakan contoh lingkungan itu adalah sebuah kampung atau perumahan. Mencari pemimpin yang...

Di Balik Paksaan Jilbab, Ada PR Besar Pendidikan Kita (Dua)

Gambar
Aspek kedua; keculasan para guru-guru sekolah negeri kita. Pemaksaan jilbab pada sekolah negeri tidak berdiri sendiri. Ada faktor kepentingan yang melahirkannya. Faktor-faktor ini tentu saja dilahirkan oleh para guru sendiri sebagai pengelola sekolah umum negeri dengan mengakali berbagai peraturan yang sudah diturunkan pusat. Kasus SMAN I Banguntapan, membuka kesadaran publik ternyata para guru yang selama disanjung, dipuji, dan dihormati sebagai orang yang terhormat ternyata juga melakukan kecurangan. Atas dasar pemenuhan nilai akreditasi sekolah, mereka dengan sepenuh hati melanggar Permendikbud 24/2014 tentang seragam sekolah. Dari tiga pilihan seragam yang seharusnya ditawarkan dan dibebaskan untuk dipilih anak didik, ternyata diterapkan hanya satu seragam saja. Menggunakan jilbab dan tidak berjilbab bagi yang non muslim. Tidak ada pilihan lain. Skema ini menjadi pelajaran pertama bagi anak didik tentang cara-cara merampas hak asasi orang lain. Tidak adanya pilihan penggu...

Di Balik Paksaan Jilbab, Ada PR Besar Pendidikan Kita

Gambar
Kasus pemaksaan jilbab oleh guru di SMAN I Banguntapan, Bantul terhadap siswi barunya bergulir begitu cepat. Seperti bola salju. Sejak mencuat ke publik, kasus ini mendapatkan perhatian yang begitu luas dan besar. Baik dari yang kontra maupun yang pro. Usai seminggu narasi dari yang kontra terus bergulir dengan menyalahkan pihak sekolah dan kelengahan pemerintah daerah menegakan aturan seragam sekolah umum negeri seminggu terakhir. Sejak akhir pekan lalu, narasi dari yang pro penggunaan jilbab di sekolah negeri mencoba mengambil alih. Dari beberapa status kawan di facebook. Mereka menilai pemaksaan dalam dunia pendidikan itu baik. Terlebih lagi yang dipaksakan adalah hal-hal yang baik. Narasi yang digulirkan, jika ‘hal-hal kecil’ yang baik tidak dipaksakan dari sekarang maka ‘hal-hal besar’ yang baik nantinya tidak akan dilakukan anak didik. Narasi pro dan kontra ini, dalam kacamata saya sebenarnya ingin menghilangkan substansi dari kasus ini karena ada banyak pekerjaan besar dal...

Soal Seragam Sekolah Negeri, Tinggal Kemauan Gurunya (II)

Gambar
Padahal dibalik pengajaran moral, beberapa guru melakukan hal-hal yang tak bermoral. Contoh kecil jamak dilakukan sekarang. Memaksa para orang tua untuk membeli seragam ketiga setelah warna putih dan pramuka. Seragam batik yang memuat identitas sekolah. Jumlahnya mencapai ratusan ribu rupiah. Tergantung nilai yang ditentukan sekolah. Memang sekolah di negeri itu tidak bayar. Tapi juga perlu dipikirkan, bahwa masuk sekolah negeri itu penuh persaingan. Kecuali SD. Karena tidak berbayar dan lebih murah dari swasta, namun itu bukan berarti para wali murid bisa dibebankan dengan biaya-biaya yang tak bermanfaat itu. Seragam cukul putih, pramuka dan olahraga. Identitas sekolah bisa ditempelkan pada seragam. Toh itu tidak menghilangkan nama sekolah selama prestasi anak membanggakan. Kenapa, kenapa pendidik melakukan itu? Sebenarnya saya sulit untuk menemukan penyebab kenapa pendidik melakukan hal-hal sepele yang diluar tugasnya mengajar. Terlebih lagi sekarang mereka dituntut menerap...

Soal Seragam Sekolah Negeri, Tinggal Kemauan Gurunya (I)

Gambar
Kasusmemaksakan siswi menggunakan jilbab oleh guru-guru BP SMAN I Banguntapan menggegerkan dunia pendidikan Indonesia. Khususnya Daerah ter-Istimewa Yogyakarta yang dikenal sebagai ‘Kota Pendidikan’, ‘Kota Keberagaman’, dan predikat kota-kota positif lainnya. Nyatanya kebobrokan masih ada di Kota ini dan  lebih dominan diberitakan, karena memang layak diberitakan dibanding peristiwa serupa di daerah lainnya. Sebab kontra produktif antara jargon, slogan dengan kenyataan. Kasus ini mengingatkan pengalaman saya terhadap Nenas saat masuk SDN Bibis, Bangunjiwo lima tahun lalu. Sempat protes kepala sekolah kenapa Nenas yang masuk tidak pakai jilbab saat baris-berbaris dipaksa satu gurunya menggunakan jilbab. Saya protes, jawaban mereka karena itu aturan yang berlaku. Karena tidak ingin geger gedhen, bukan takut. Tapi karena kuatir anak saya dirundung oleh gurunya sendiri, saya memilih diam. Memendam bara kegetiran dalam hati sampai sekarang. Kasus SMAN I Banguntapan. Kasus yang a...

Mana yag lebih kuat; kematian atau kehidupan?

Gambar
  Ada dua sesi dalam novel ‘Baudolino’-nya Umberto Eco yang aku suka. Semua sama-sama satu rangkaian perjalangan Baudolino dan teman-temannya mencari istana Yohanes  Sang Pembaptis.   Sesi pertama yang saya sukai adalah saat rombongan ini bertemu dengan sekelompok masyarakat bertelanjang dan sepenuhnya mengandalkan hidupnya pada kemurahan alam. Mereka memilih tidak bekerja dan mengandalkan kejujuran sebagai jalan keselamatan. Pada halaman 477….terkutiplah ‘Jumlah mana yang lebih besar, jumlah orang hidup atau orang mati?” “Yang mati jumlahnya lebih besar, tetapi mereka sudah tidak dapat dihitung lagi. Jadi yang bisa kaulihat lebih banyak daripada yang tidak bisa engkau lihat,”. “Mana yag lebih kuat; kematian atau kehidupan?” “Kehidupan, karena kalau terbit, matahari punya sinar yang terdang dan indah sekali. Dan kalau terbenam, sinarnya kelihatan lemah.” “Mana yang lebih banyak, bumi atau laut?” “Bumi, karena laut disangga bumi,” “Mana yang lebih du...

Kota Pendidikan, Sampah dan Kota Setengah Gila

Gambar
Selain Malioboro, Klitih, Parangtritis apa yang anda ingat tentang Yogyakarta? Bagi pelancong diksi ‘Istimewa’, ‘Penuh Kenangan’ dan ‘Setiap Sudut Romantis’ adalah pilihan konvensional. Terutama bagi yang baru pertama kali ke Yogyakarta. Bagi mahasiswa baru, diksinya berbeda. ‘Murah’, ‘Banyak Cafe’ dan ‘Masih Suasana Desa’ tentunya menjadi kata-kata sihir yang diturunkan dari senior dan yunior. Bagi warga yang sudah lama tinggal di Yogyakarta, pilihan katanya bertolak belakang. Yaitu ‘Sampah’ dan ‘Danais’. Dua kata yang berbeda, namun ketika disebut secara terbuka banyak cerita di baliknya. Saya tak akan bicara tentang Danais, karena itu sudah banyak dibahas oleh orang-orang pintar di Yogyakarta dan tertulis pada sisi belakang kaos tukang becak motor. ‘Kemanakah Danais?’. Saya bicara tentang sampah. Perilaku manusianya dan tentang tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Piyungan yang amburadul. Kedatangan dan Presiden Jokowi merayakan lebaran tak menarik untuk saya liput. ...

Bergerak dan Berkeringatlah, Maka Engkau Ada

Gambar
  Jika tidak bergerak, engkau menjadi malas. Jika malas, tubuhmu penuh sampah makanan. Jika banyak sampah, tubuhmu tumbuh gendut. Jika gendut, engkau mudah sakit. Jika sakit, engkau tidak bisa berpikir. Jika tidak berpikir, engkau tak produktif. Jika tak produktif, engkau jatuh miskin. Mantra ini saya ucap berulang kali ketika memulai jogging. Meski tidak rutin, saya selalu menjadwalkan jogging di akhir pekan. Tidak masalah berapa lama waktunya. Asalkan bergerak dan mengeluarkan keringat. Sudah melegakan. Di usia saya, kesempatan kedua dalam sepanjang usia manusia. Kiranya hanya ada dua investasi yang bisa dilakukan. Menabung uang untuk masa depan keluarga dan pendidikan. Rutin berolahraga agar tidak mudah sakit. Sakit itu mahal. Saya memilih jogging karena murah. Hanya dibutuhkan sepatu dan niat melangkah. Sebuah langkah kecil untuk perjalanan panjang dan penting. Awalnya memang jalan, seiring waktu tubuh kita akan memaksa untuk berlari kecil. Tidak perlu bia...