Masih Tentang PKI
Hari ini linimasa ramai tentang PKI. Dan sampai sekarang
saya masih binggung apa yang ditakutkan dengan PKI?
Sejak pertama kali melihat film G30S/PKI yang ditayangkan
paksa Soeharto selama 32 tahun kepemimpinannya. Terus terang saya tidak pernah
terkesan untuk menonton kedua kalinya. Bagi saya, yang waktu itu masih sekolah
dasar itu adalah film penuh darah dan tidak pernah ada nilai kemanusiaannya.
Dan saya adalah seseorang yang tidak mau menonton film
untuk kedua kalinya setelah menonton. Jadi itulah alasan waktu kecil saya ogah
nonton film yang dipaksa tayang hampir menjelang tengah malam itu.
Hari ini linimasa diramaikan lahirnya kembali PKI di
Indonesia.
Tentu saja ini membuat saya binggung. Dimana tidak
binggung, ditengah jaman keterbukaan informasi dan saluran internet di tangan,
masih saja ada orang dungu yang berkeyakinan bahwa PKI akan hidup kembali. Orang
yang masih berkeyakinan PKI hidup kembali adalah orang yang tidak bisa mengikuti
perkembangan jaman.
Tahun 48 dan 65, ketika PKI mencapai masa jayanya, hanya
ada dua ideologi yang berkuasa di dunia. Kapitalisme dan Komunisme. Dua ideologi
ini berbeda aliran dan tujuan yang ingin dicapainya.
Sebagai gambaran kasar, kapitalisme adalah gerakan menguasai
segala sesuatu di dunia termasuk kehidupan manusia dengan berpijak atas dasar
modal. Sehingga kepemilikan modal adalah tujuan utama untuk bisa mengusai
dunia.
Sedangkan komunis, melihat manusia pada dasarnya sama. Mereka
tidak mempunyai hak akan kekayaan modal karena semuanya ditentukan oleh negara.
Jadi tidak ada bos atau karyawan, tidak atasan atau bawahan, semua sama rasa,
semua sama rata sesuai aturan yang ditetapkan negara.
Oh ya, Kapitalisme maupun Komunisme sama-sama mengakui
Tuhan. Tapi bedanya di kapitalisme Tuhan bisa dijadikan komoditas untuk
menguasia modal, sedangkan di Komunisme Tuhan adalah ranah pribadi yang tidak
boleh dicampur dengan kehidupan umum sebab menganggu orientasi kerja. Jadi
Tuhan di komunisme, hanya boleh dibicarakan di ruang keluarga dan tempat
ibadah.
Dua ideologi ini bertarung dengan melibatkan dua negara
besar untuk merubah dunia. Kapitalisme di Amerika Serikat dan Komunisme di Uni
Sovyet sebagai sumber referensinya.
Sekarang kapitalismen tubuh subur di semua negara. Sedangkan
komunis hancur total bersamaan dengan terpecahnya Uni Sovyet menjadi
negara-negara kecil hingga hanya menyisakan Rusia yang beribukota di Moskow.
Tahun-tahun itu, komunisme tubuh subur karena mendapatkan
dukungan. Saat Uni Sovyet hancur, maka dukungan itu hilang sama sekali. Di jaman
internet ini di Russia hanya ada 13% saja penganut komunisme yang masih
bertahan di jutaan penduduknya. China yang sempat besar dengan partai
komunisme, perlahan-lahan sudah berubah haluan ke kapitalisme karena mereka
ingin menguasai dunia.
Kuba, ini juga harus masuk hitungan. Sejak meninggalknya
Fidel Castro, bapak revolusi mereka, Kuba berangsur-angsur membuka diri bekerjasama
dengan Amerika Serikat yang sampai sekarang masih menjadi rujukan belajar
kapitalisme. Vietnam, saya pikir tidak akan lama lagi dia juga menjadi salah
satu negara pendukung kapitalisme.
Negara komunis yang saya pikir tidak akan berubah dalam
waktu dekat ini adalah Korea Utara yang kemarin berhasil mengujicoba rudal
antar benua yang membuat marah Jepang. Dinasti Kim Jong, menerapkan ideologi
komunisme untuk membungkam para lawannya agar kekuasaan tetap di tangan mereka.
Prof Buya Syafiii Maarif hari ini kepada wartawan
menyatakan.
“Jika ada yang mengatakan bahwa saat ini dunia, terutama
Indonesia dalam ancaman komunisme. Maka anggaplah itu adalah mimpi di siang
bolong. Yang menyatakan ancaman, adalah pembohong,”.
Bagi saya perdebatan tentang komunisme akan selalu
menarik ketika berjumpa dengan saudara saya yang menjadi militer. Bagi dia yang
dididik militer, yang disebut komunisme adalah orang-orang yang berkehendak
menganti Ideologi negara dan berkhianat. Tapi penghianatan yang dimaksudkan
adalah yang melawan militer terlebih lagi kesatuannya yang sudah lama dimanja
oleh Orde Baru.
Dan bagi saya, Komunisme itu hanyalah ideologi saja yang
tidak cocok dengan sila “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Karena
komunisme adalah jalan melanggengkan kekuasaan dengan membungkam suara rakyat.
Sejak lulus sekolah menengah, saya tidak takut lagi
dengan komunisme. Komunisme itu cukup dilawan dengan gotong royong, musyawarah,
dan tepo sliro. Demikian juga dengan kapitalisme..
Sumber gambar:: http://blog-blogaziner.blogspot.co.id/2014/01/revolusioner.html
Komentar
Posting Komentar