Manusia Bukanlan Pemikir
Sebagai manusia, sesungguhnya kita bukanlah pemikir. Semua
yang tercipta ini adalah karena kebutuhan dan keinginan. Sehingga otak dipaksa
untuk mampu menghasilkan ide yang lebih hebat dibandingkan dengan ide yang
sebelumnya dilahirkan. Ini yang membedakan kita manusia dengan mahluk hidup
lainnya.
Namun terkadang manusia memaksa bahwa kebutuhan atau
keinginannya haruslah tercapai bagaimanapun kondisinya, caranya, dan tanpa
memperdulikan apapun. Mereka tidak pernah berpikir, bahwa usaha mereka untuk
mencapai tujuan itu akan menyusahkan bahkan menghancurkan orang lain.
Ya itulah manusia. Manusia bukanlah pemikir. Dalam bukunya,
James K. A. Smith, Profesor Filsafat dari Amerika berkata, “manusia dibentuk berdasarkan apa yang dicintainya".
Sejatinya manusia didefinisikan oleh apa yang mereka
inginkan. Bukan oleh apa yang mereka tahu, apa yang mereka butuhkan, apa yang
mereka punya, apa yang mereka sudah lakukan, dan apa yang mereka cintai.
Penjelasan singkatnya akan seperti ini. Ketika sudah
menikah, setiap manusia akan akan mengenal pasangannya sangat baik, terutama
tentang ambisi terbesanya dalam kehidupan. Anda benar-benar mengenalnya dengan
dalam jika anda tahu apa yang benar-benar dia cintai, inginkan, ‘hasrati,’ dan
ambisikan di dunia. Demikian juga dengan pasangan anda terhadap anda. Ini
berbeda dengan sahabat, meski sudah mengenal lama, namun anda tidak akan mampu
mengenalnya lebih dalam. Anda hanya mengenal dari luar seperti sifat-sifat
superfisial, bakat, dan kemampuannya, anda belum mengenalnya dengan dalam.
Itulah manusia.
Kita adalah apa yang kita bentuk dalam waktu yang lama. Jadi bukan hanya
karena otak. Manusia tidak hanya akan
mendidikan anaknya dengan informasi-informasi moralis saja. Namun mereka
menginginkan anaknya untuk “selalu menginginkan” hal yang benar dalam hidup
dengan penuh ambisi. Terkait dengan kekurangan pada aspek kemampuan dan lainnya
akan mendapatkan tolerir karena orang tua berpegangan bahwa apa yang diinginkan
oleh anak mereka adalah hal-hal yang benar.
Cinta kepada sesama manusia perlu sesuatu yang besar
untuk membentuknya. Cinta butuh pembiasaan, hasrat untuk dibentuk. Pembentuknya
bisa berupa wawasan dunia, sejarah kehidupan, nilai-nilai, gambaran tentang
diri, kepercayaan anda, semuanya akan membentuk cinta. Ketika cinta sudah
terbentuk, maka dia akan mempengaruhi pilihan setiap manusia.
Komentar
Posting Komentar