Terbaik Adalah Melupakan
Tragedi atau kisah sedih bersanding sejalan
dengan kisah kebahagiaan dalam kehidupan manusia di dunia. Tidak ada manusia
yang tidak bahagia tanpa kesedihan, dan tidak ada kesedihan tanpa kebahagiaan.
Semuanya saling berkaitan sampai akhir hayat manusia sendiri bagai hukum
klausalitas yang menjelaskan tentang sebab dan akibat.
Jika
kita masih percaya akan keberadaan Sang Pencipta, maka kita haruslah percaya
bahwa ada yang akan merubah nasib setiap manusia. Sang Pencipta haruslah selalu
dipercaya bahwa semua kebahagiaan, semua kesediaan sudah dalam takaran-Nya yang
disesuaikan dengan kemampuan setiap manusia ciptaannya.
Bagi
sebagian orang, menjalani hidup penuh dengan kebahagiaan adalah dengan
menjadikan hari ini, apapun kondisinya, adalah sebuah hal yang sangat istimewa.
Sedangkan masa depan adalah sesuatu yang tidak perlu kita pikirkan karena kita
belum mengalaminya.
Bahkan,
bagi sebagian orang pula, menjadi bahagia adalah dengan memaafkan untuk
kemudian melupakan semua kesalahan yang orang lain buat terhadap diri kita.
Karena jika kita percaya pada sebab akibat, kesalahan yang dilakukan orang lain
kepada kita merupakan bentuk pembalasan kesalahan yang juga sudah kita lakukan
pada orang lain, baik disadari maupun tidak. Memang melupakan kesalahan orang
lain terhadap kita akan sangatlah sulit meskipun sudah memaafkan. Namun cobalah
untuk melupakan agar ke depan dalam menjalani hidup tidak penuh dengan
penderitaan.
Engkau
akan merasa bahagia saat orang lain tersenyum dengan iklas. Demikian juga
dengan saya. Maka janganlah engkau pernah menanyakan kepada Sang Pencipta
kenapa engkau tidak bahagia. Mungkin engkau kurang bersyukur nikmat yang telah
diberikan.
Mulailah
menjalani kehidupan dengan sesuatu yang kecil sangat dan bermaanfaat bagi orang
lain. Merangkai sebuah kalimat untuk menjadi sebuah paragraf dan berwujud
tulisan diperlukan sebuah kata untuk dirangkai agar enak dibaca. Tidak usah
terlihat indah, karena kata dalam bentuk apapun selayaknya memang dibaca.
Janganlah
pernah sekali-kali mengeluh dan merasakan duka dalam menjalani hidup.
Penderitaan, kesedihan, dan duka yang kau rasakan saat ini adalah sebuah jalan
untuk melihat kepada diri sendiri tentang apa yang sudah dilakukan selama ini.
Belum tentu itu benar yang kau lakukan di mata orang lain. Namun belum tentu
juga salah. Lakukan saja, asalkan tidak memberikan rasa sedih pada orang lain.
Tuhan kenapa aku tidak bahagia?*
Karena engkau mengukur bahagia menurut ukuranmu
dan ukurang orang lain. Kamu tidak pernah mengukur kebahagiaan menurut
ukuran-Ku. Karena itulah, sedikit pun kamu tidak pernah berterima kasih kepada
Ku....
Kami menciptakan neraka dalam akalmu sendiri,
sedang Aku memberikan surga.
Teruslah mengeluh dan peliharalah neraka dalam
akalmu sepuasnya.
(*Deny Siregar, Tuhan Dalam Secangkir Kopi)
Komentar
Posting Komentar