Hidup Mesti Berjalan
Sebuah ungkapan yang saya pegang sampai sekarang,
‘Frustasi adalah jurang antara Harapan dan Kenyataan’. Setiap orang dapat
dipastikan ingin hidup seseuai dengan harapan dan kenyataan. Namun siapa kira,
kiranya kenyataan tidaklah harus sesuai dengan harapan dan kenyataan.
Frustasi
adalah sebuah frase kehidupan dimana kiranya kita melihat semua perjalanan
kehidupan tidak lagi memberikan sisi positif. Semua pemikiran kita dipenuhi
dengan ansumsi kegagalan. Bahkan kehidupan itu sendiri tidak ada artinya dan
tidak akan memberi arti kepada orang lain. Frutasi adalah bentuk kegagalan
pemikiran dan hati untuk terus melanjutkan pertarungan melawan tantangan kehidupan.
Apakah
saya frutasi saat ini? Saya bisa menjawab tidak dan bisa menjawa iya.
Ketika
saya memutuskan untuk menjawab tidak, maka saya punya dasar bahwa saya merupakan
tipikal orang tidak pernah menyerah melawan apapun keadaanya. Saya sudah
mendapatkan pendidikan dan memiliki pengalaman lebih untuk menghadapai
tantangan apapun terjadi. Dengan kerja keras, mampu melihat setiap peluang,
mampu berpikir dengan logika, doa kepada sang Pencipta, doa dari seluruh orang
yang mencintai saya, dan tentu saja kesabaran. Saya menyakini hidup saya masih
akan terus berjalan tanpa pernah terpuruk dalam rasa frustasi yan paling dalam.
Frutasi
sepenuhnya bisa dilawan dengan melawan kemalasan. Kemasalah tentang apa saja. Kemalasan
berpikir, kemalasan bertindak, dan kemalasan untuk mencoba. Saya akan terus
mencoba untuk terus berjalan tanpa pernah melihat lagi ke belakang. Bagi saya,
di belakang adalah masa lalu yang sudah menjadi kenangan dan bahan pelajaran menatap
masa depan. Masa lalu jangan pernah dianggap sebagai beban yang memberatkan
langkah kita ke depan. Masa lalu adalah sebuah proses kegagalan yang sejatinya
akan menjadi dasar bagi setiap kesuksesan yang kita raih.
Jika
memungkinkan, saya tidak akan menjawab bahwa saya frutasi. Tapi memang setiap
orang dilahirkan untuk merasakan penderitaan bahkan air mata. Dengan penderitaan
dan kesedihan, setiap orang menyadari tentang siapa dirinya di jagad alam ini. Saya
bukan dewa. Saya bukan orang hebat. Saya bukan Superman yang mampu menaklukan
semua tantangan. Saya frustasi ketika harus menemui kegagalan dalam setiap
usaha yang saya rancang dan dijalankan dengan maksimal. Frustasi ini lebih
menyakitkan, karena hanya kita sendiri yang merasakan. Sedangkan kesakitan yang
kita rasakan dengan orang lain adalah bentuk kesedihan.
Sedapat mungkin saya bisa mengambarkan apa yang saya rasakan sekarang ini. Saya akan memberikan
gambaran dalam bentuk puisi yang pertama kali saya buat di 1994. Kala itu saya mengagumi
setiap kata yang dilahirkan Chairil Anwar dalam setiap puisinya. Tegas. Penuh
semangat, Menyedihkan, Tapi tidak menghasilkan air mata.
Lara
Terjang s’gala larangan.
Hapus s’gala kenangan.
Tumbuhkan sejuta asa
Mohon.
Tinggal satu lara dalam jiwa.
Selamat malam menjelang pagi buta kawan.
Komentar
Posting Komentar