Kitab Tak Jelas

Dalam perkuliahan dasar tentang Jurnalistik, seorang yang berkeinginan menjadi wartawan diharapkan mampu menerapkan prinsip dasar dalam pekerjaannya. Wartawan adalah orang yang tahu sedikit akan banyak hal. Sedangkan yang tahu banyak akan sedikit hal disebut spesialis.
Wartawan tidak bisa dimasukkan dalam rana kerja spesialis. Hal ini dikarenakan mereka dituntut untuk menyerap berbagai informasi dan data yang akan dipergunakan untuk menunjang kerja mereka meski yang mereka tahu hanyalah sedikit hal. Ini bertujuan, agar ketika berhadapan dengan narasumber, yang kebanyakan spesialis wartawan tidak kalah ilmunya. Sehingga ketika disajikan dalam sebuah berita kepada khalayak, mereka mampu merangkai sebuah gambaran umum yang sederhana dan mudah dicerna.
Bahkan dengan ritme kerja yang hampir 26 jam, wartawan diminta untuk memperbaharui semua data yang hilir mudik di dunia informasi. Mereka harus mampu mencerna, menganalisa, dan menyimpulkan sendiri tentang apa yang sebenarnya dan bagaiamana terjadinya sebuah permasalahan. Tanpa pembaharuan data informasi, wartawan tidak akan mampu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menohok narasumber serta mengali informasi yang lebih dalam.
Wartawan adalah seorang penjaga gawang informasi bagi masyarakat. Dia bertugas untuk menentukan mana informasi yang dibutuhkan masyarakat medianya, mana informasi yang tidak berguna bagi audiensnya. Bahkan wartawan diharuskan mampu mengajak masyarakat untuk berpikir dan memberikan analisis maupun opini terhadap sebuah peristiwa yang terjadi.
Disinilah sulitnya menjadi wartawan. Dalam fungsi sebagai penjaga gawang, dia dituntut untuk memilah informasi mana yang sesuai dengan keinginan audiensnya serta keinginan dari bisnis medianya.
Bisa dikatakan semua timpang tindih. Antara kebutuhan akan idealisme, maupun kebutuhan sebagai ekonomis.
Banyak hal-hal penting yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wartawan sejati. Pada dasarnya seorang yang selalu skeptis pada sebuah hal menjadi dasar sejati bagi seseorang untuk menjadi wartawan. Tidak hanya itu, dengan kemampuan diatas rata-rata wartawan harus mampu menghasilkan sebuah karya orisinal. Bukannya plagiat dari hasil karya orang lain.
Itu hanya beberapa aturan pokok menjadi wartawan. Kode etik jurnalistik adalah gambaran umum bagaimana seorang wartawan, baik cetak maupun elektronik, dalam bekerja.
Tidak syukur mengajukan pertanyaan lantas menyajikannya. Wartawan juga harus mampu memberikan informasi yang benar-benar valid kepada masyarakat.
Soal pendapatan? Saya tidak akan membahasnya di sini. Jiwa sejati wartawan adalah panggilan hati nurani. Bukan panggilan materialisme.
Sekarang, untuk menjadi wartawan memang harus memilih apakah tetap berpegang pada idealismenya atau realitas yang ada.
Saya masih bangga sebagai seorang wartawan!!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

‘Dua Jaya’, Penambal Ban Paling Ampuh se-Kota Genteng

Bertobat Jangan Setengah-setengah

Sekilas Tentang Kematian Media Cetak