Badai Besar Bisa Merobohkan Pondasi
Pagi, aku
mencoba bangkit dengan segala optimisme yang masih tersisa di jiwa ini. Ada sebuah pilihan dan aku
ditimbang keraguan. Masih terus belum yakin apakah pilihan itu yang terbaik.
Sebuah pepatah lama berucap, jika semuanya dimulai dengan keraguan maka akan berhasil menciptakan sebuah keyakinan. Namun jika dimulai dengan keyakinan, kemungkinan berakhir dengan keraguan.
Sebaiknya aku harus segera memutuskan apa yang harus aku lakukan. Tidak perlu berdiam diri terlalu lama. Kau pulang belum tentu dengan kekalahan. Kau pulang karena kau lelah berpetualang. Kau butuh kesunyian masa lalu yang terkadang bisa membuatmu tertawa dengan bebas.
Sebagian orang pernah merasakan hal yang sama denganmu, bahkan ada yang lebih parah. Tapi mereka mampu bangkit dan bergerak untuk membuktikan pada dunia bahwa mereka belum menyerah. Mereka masih terus berjuang. Mereka akan memetik keberhasilan karena mereka tetap bekerja keras.
Sudah sekarang sudah saatnya bergerak. Ada kalanya mengingat kegemilangan masa lalu adalah kesenangan yang tiada tara . Masa lalu itu hanya membuatmu terlena tanpa rasa dan jiwa. Kau harus tetap menganggap masa lalu adalah kenangan yang akanmenciptakan sejarahmu.
Saatnya kau peduli dengan masa depanmu. Kau harus terus bergerak ke depan. optimis dan kerja keras adalah modal utama yang sangat berharga. Dan kau masih memilikinya. Menunggu pagi ini terasa begitu berat sekali. Mencoba untuk tetap diam namun hati nurani meminta terus bergerak.
Pagi
ini aku hanya bisa diam laksana pagi kemarin. Aku belum atau malah tidak mau
berbuat apa-apa. Aku belum menentukan pilihan. Aku belum membuat sebuah
keputusan. Ini berat dan ternyata memang berat.
Jika kau hanya fokus pada satu pemikiran atau wacana maka akan muncul satu tekad yang mengerakkan hati dan fisikmu meraih yang terbaik. Tapi jika kau terlalu banyak berpikir, menimbang, dan berwacana saja maka kau akan dilanda badai keyakinan yang kemungkinan besar bisa merobohkan pondasi pendirian yang sudah lama kau bangun.
Komentar
Posting Komentar