Banyak Waktu
Sekarang, saat ini, terus terang saya
mempunyai banyak waktu dibandingkan beberapa waktu yang lalu. Dari 24 jam yang
berputar, bisa dikatakan 20 jam yang tersisa bisa saya manfaatkan untuk banyak
hal yang kiranya tidak banyak bisa saya kerjakan dulu.
Terlebih lagi sekarang, sejak seminggu
yang lalu anak gadis tercantik sudah masuk sekolah taman kanak-kanak dan sudah
menjadi kesepakatan dengan istri untuk mengantar, menemani, dan mengajaknya
pulang ke rumah. Enam hari dalam seminggu. Namun ini patut saya syukuri karena
ini yang mendekatkan saya kepada mereka.
Dengan waktu yang begitu banyak, kiranya
saya berani untuk menerima tantangan yang dulu sering saya tolak. Memancing.
Mau diajak mancing wader menyusuri jalan-jalan terpencil saya siap. Mau mancing
di kolam dengan aturan kiloan, saya juga siap. Mau mancing nila di waduk sermo
yang begitu luas itu, saya juga siap ditantang. Untuk mancing di laut, saya
belum menerima tantangan karena belum memiliki joran.
Namun saya kangen mancing bandeng. Begitu
banyak dan begitu cepat. Sayang di sekitar wilayah yang saya tempati, tidak
terdapat sama sekali tambak bandeng yang dibuka untuk pemancingan umum. Jika
ada, maka setiap hari jika anda mencari saya maka anda akan temukan di
pemancingan tersebut.
Jika anda bertanya mengapa banyaknya waktu
luang itu tidak dipergunakan untuk kegiatan produktif yang menghasilkan,
semisal menulis. Menulis seperti dulu. Menulis untuk disajikan kepada khalayak
agar menjadi sumber informasi dan referensi.
Terus terang, untuk melakukan kegiatan
seperti dulu lagi. Saya mengakui, dunia tulis menulis inilah yang membesarkan
dan menghidupi, sehingga memutuskan untuk meneruskan sisa hidup di puncak bukit
nan sunyi, dingin, dan nyaman yang berada dengan satu situs sejarah perjuangan bangsa
ini. Saya belum berani untuk menjalani lagi dunia itu. Karena sudah lama saya
tinggalkan sebab tuntutan profesional. Untuk memulai menulis kembali saya
seperti kehabisan bahan untuk disajikan dalam rangkaian abjad.
Saya tahu dan saya mengerti, pasti anda
akan mengatakan bahwa bahan menulis itu sesungguhnya mudah didapatkan dari mana
saja, kapan saja, dan siapa saja. Bisa dari pengalaman sehari-hari, pengalaman
atau cerita orang lain, maupun tulisan sederhana yang bisa kita dapatkan dari
menyadur sebuah buku yang kita baca sebelumnya.
Tapi, karena saya tidak memiliki semangat,
maka kegiatan ini tidak pernah terlaksana di waktu senggang saya. Bahkan ketika
usai tengah malam, saat suasana begitu mendukung untuk memulai sebuah tulisan,
saya tidak bisa sama sekali mengisi halaman putih ini dengan garis rapi berwana
hitam yang bisa dieja.
Coba bayangkan, kondisi yang saya alami
ini seperti juga anda alami ketika saat anda dibangunkan paksa untuk melakukan
sesuatu dari tidur. Padahal anda masih sangat ingin tidur lagi untuk engan
menghadapai kenyataan yang ada.
Saya bukan penulis ulung maupun profesional
yang bisa mengabungkan data, imaji, maupun pengalaman dalam tulisan yang indah
serta mudah dibaca. Terkadang ada banyak kesalahan ejaan yang kiranya tercipta
karena kecepatan jari-jari dalam merajut huruf. Bahkan beberapa kali saya susah
untuk menyajikan tulisan dalam bentuk deskripsi maupun umum. Induksi maupun
deduksi, itu saya masih belum paham seratus persen.
Tapi jika anda memang ingin mengajak saya
turut serta dalam sebuah proyek tulis menulis tentang berbagai hal yang sedang
anda kerjakan. Saya akan membuka pintu dan mempersilahkan anda duduk untuk
kemudian saya hidangan sebuah kopi. Di akhir pembicaraan itu, anda akan
mendapatkan ketersediaan bahkan kerelaaan saya untuk membantu anda semaksimal
mungkin menyelesaikan proyek itu.
Anda pasti mengetahui, dalam dunia tulis
menulis, semua orang diharuskan untuk terus belajar hal-hal baru yang nantinya
akan menambah wawasan maupun memperkaya ide anda untuk untuk membuat tulisan. Jadi,
karena masih sama-sama belajar, soal materi atau pendapatan ngak usah
dipikirkan terlebih dahulu. Bagi saya, anda puas melihat hasil kerja saya. Saya
juga puas melihat kepuasan anda.
Satu lagi, saya orangnya begitu
konvesional dalam menghadapi kemajuan tehnologi sekarang ini. Maksudnya, saya
tidak bisa mengetik sebuah tulisan melalui perangkat komunikasi seperti yang
sekarang ini terlihat sangat mudah dilakukan generasi di bawah saya. Saya masih
mencintai tombol-tombol di depan layar yang begitu mengoda untuk ditekan dengan
semangat terbaik.
Jadi, jika memang anda menginginkan saya.
Boleh anda menyapa saya...
Komentar
Posting Komentar