Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Kemarin Malam, Ada Masalah Lagi

Gambar
Mungkin pikiran saya terlalu kolot ketika mendapat tanggung jawab untuk menjadi salah satu pengurus di masyarakat. Saya tertinggal sangat, sangat jauh dengan pemikiran generasi Z yang begitu maju. Bahkan dalam adab dan etika bergaul di lingkungan, saya kalah telak. Seingat saya, ketika pertama kali memasuki komunitas dan tinggal di dalamnya. Seingat saya, pertama kali yang harus dilakukan adalah memperkenalkan diri kepada penghuni awal komunitas tersebut. Kalau di negara kita, proses perkenalan diri yang wajar itu adalah dengan menemui pengurus komunitas dan memberikan salinan data diri kita untuk diketahui serta menjadi catatan mereka. Tidak lupa juga menyampaikan tujuan kita berada di lingkungan komunitas itu. Terpenting, setelah diterima kita harus mematuhi dan menaati kesepakatan-kesepakatan yang telah mereka jadikan dasar agar komunitas mereka rukun, nyaman, dan aman. Di Surabaya, Jakarta, Bali, dan terakhir Yogyakarta. Saya selalu menjalani prosedur itu. Baik saat masih kost maup...

Makan

Gambar
Dalam teori sosial, tiga hal penting yang dibutuhkan manusia ; Pangan, Papan dan Sandang. Soal pangan, ini merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar. Sama seperti berkomunikasi dan bergerak. Bercerita tentang makan. Saya selalu berpegang teguh pada omongan rekan kuliah saya di Surabaya, Yoga yang sekarang berdomisili di Malang. Dia berkata,: ‘Bagi orang yang berpendapatan rendah, soal makan mereka akan bekata. Apa yang kita makan hari ini?’ ‘Bagi mereka yang memiliki pendapatan agak lebih atau kelas menengah. Soal makan akan selalu berkata makan apa kita hari ini?’ ‘Dan bagi mereka yang berkelebihan atau kaya, persoalan makan tidak akan pernah lepas dari pertanyaan makan di mana kita hari ini?’. Sampai sekarang saya selalu berprinsip pada pernyataan pertama. Lapar adalah lauk terlezat bagi apapun makanan yang akan kita makan. Dengan rasa lapar, saya bersyukur akan kenikmatan yang Tuhan berikan hari itu. Rasa lapar menjadikamu sosok yang tidak pernah menyerah dan sela...

Kami Ingin Mandiri Mendapatkan Kekayaan dan Kejayaan

Mudah sekali kalian mengumbar ‘nrimo ing pandum – nrimo ing pandum’. Kalian besar-besarkan itu untuk menutupi ketidakmampuan kalian menjadi pemimpin yang didapatkan tanpa perjuangan. Pada dasarnya kalian mengumbar kata-kata itu untuk tetap melanggengkan kehidupan bahagia yang kalian dapatkan sejak kalian masih menjadi sperma. Terlahir kaya, mendapatkan kerja yang dibayar negara dengan mudah, itupun masih mendapatkan triliunan dana hibah yang dibungkus kata-kata budaya. Sedangkan kami, para pemburu rupiah harus terpontang-panting tanpa jaminan bakal bergelimang rupiah. Bukannya kami tidak mau meminta kekayaan orang tua kami seperti kalian. Tapi kami ingin mandiri mendapatkan kekayaan dan kejayaan kami. Tanpa pernah harus menjadi penjilat yang menjijikan. Kami memilih kota ini karena kami yakin kehidupan kami akan lebih baik dibandingkan dengan kehidupan di kota sebelumnya. Kami bukan menyalahkan pilihan. Tapi kami menyalahkan pemimpin kota ini. Pemimpin yang hanya bisa mengobral kata-ka...

Di Bridge, Pertanyaan ‘Mengapa’ Harus Dijawab Jelas

Gambar
Saat memulai menulis ini pandangan mata saya kabur karena terlalu lama menatap layar handphone di ruangan minim cahaya. Butuh waktu agak lama sel kerucut saya menyeimbangkan keberadaannya dengan sel batang di kedua mata. Soal ‘Bridge’ saya ingin menuliskannya sejak kepulangan dari Porwanas Malang tahun lalu. Namun karena masih banyak uang, jadi saya malas menuliskannya. Sekarang dalam kondisi awal tahun. keuangan babak belur. Ya sudah kita mulai ceritanya. Permainan Bridge saya kenal pertama kali pada medio 2016 lalu kalau tidak salah. Saat itu beberapa wartawan senior menanyakan apakah saya bisa ‘Truf’. Berhubung di Yogyakarta, khususnya Bantul tidak banyak atau sulit menemukan orang yang suka truf, saya mengiyakan saja. Soal truf, kami sudah lama berkenalan. Bahkan saat masih bersekolah atas di Genteng, Banyuwangi. Permainan truf merupakan kegiatan pemuda Barega Baja setiap malam. Dimulai pukul 19.00 permainan bisa berakhir hingga 01.00 WIB. Sistem poin, yang kalah kupingnya digantun...

Ingatan Nikmatnya Jerbug, Berujung Parahnya Abrasi Selatan

Gambar
“Abrasi semakin parah beberapa tahun terakhir. Mungkin bibir pantai ini nanti akan berpindah tepat di jalan cor blok depan pos beberapa tahun lagi,” papar Gotrek alias Tri Jawarto di Pantai Baru. Setelah berpindah ke Bantul, kehidupan saya terhubung jelas dengan kawasan pantai Selatan. Dari sisi profesi, kawasan selatan selalu menyajikan banyak cerita menarik yang layak menjadi berita. Perjumpaan yang awalnya untuk foya-foya dan senang-senang. Lambat laun menjadi keakraban yang tidak terpisahkan pribadi saya dengan kawasan selatan. Saya mengakrabi setiap sudut pantainya. Mulai dari sisi timur yang berbatasan dengan tebing-tebing tinggi perbukitan Panggang. Hingga memanjang ke barat mendekati muara Kali Progo. Seiring usia manusia, semua berubah. Demikian juga kawasan pesisir. Kawasan ini menuju tampilan yang tidak pernah dibayangkan. Motif ekonomi menjadi tema besar perubahan. Namun alam menyajikan tampilan yang bertolak belakang. Abrasi semakin tampak nyata. Kehadiran Cemara...

Berburu Mbako Ternikmat Hingga Ke Siluk

Gambar
Saya memang berniat menemuinya untuk mendapatkan tembakau yang terbaik. Resesi ekonomi datang lebih awal pada dunia perekonomian saya. Senilai Rp23 ribu untuk 12 batang, saya merasa sudah tidak mampu lagi. Menyerah dan berupaya mendapatkan kualitas rasa sama tapi murah harganya adalah langkah yang akhrinya saya tempuh. Dapatlah saya nomor kontak Hardek. Setelah bertemu dia mempekenalkan nama aslinya Suhardyanto. Dia petani dan distributor produk tembakau petani-petani di Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul. “Tembakau Siluk semakin disuka karena cita rasanya yang lebih halus dan mantap dibanding produk tembakau lainnya di pasaran Yogyakarta. Karena pandemi lah, tembakau kami lebih dikenal dan harganya merangkak naik,” ucapnya, akhir pekan kemarin. Di gubuk depan rumahnya, saya bersama seorang kawan lainya mengobrol panjang tentang tembakau dengan Hardek. Berdagang sejak 2003, Hardek menyatakan pandemi telah meningkatkan kesejahteraan petani tembakau Siluk. Jika sebelum pandemi harga temba...

Kado Dari Alam

Gambar
Hari ini Nenas tepat 11 tahun. Dia begitu cepat tumbuh dewasa. Seperti kata orang tua. Kemarin dia lahir, belajar merangkak, berjalan terus berlari-lari. Sekarang belajar membantah lewat argumen yang didapatkan dari pembelajaran atas banyak hal. Hari ini dia tidak minta kado apa-apa. Iya, setelah tahun kemarin dua hadiah besar berturut-turut dia dapatkan. Kelahiran adiknya, Hayu di pertengahan tahun. Lalu sebuah sepeda kayuh pilihan sendiri di akhir tahun. Hari ini Nenas hanya minta makan ice cream sepuasnya di waralaba yang tengah berekspansi mengokupasi ruko-ruko kosong di banyak kota. Dia menghabiskan dua di tempat, dan satu dibawa pulang.  Ucapan terima kasihnya, sudah membuat bapaknya senang. Doa saya dan Dadanya sederhana. Mungkin tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Panjang umur, sehat selalu dan banyak rejeki. Saya semakin agak keras dalam mendidiknya. Itu supaya dia belajar mandiri. Lambat tapi memberikan hasil.  Keberaniannya tidur sendiri dan merapikan ...

Awal 2023, Tanpa Judul, Tanpa Foto

  Saya tak habis pikir. Memasuki usia ke-40, rasanya dunia begitu berubah. Sudut pandang  berubah total. Ada semacam keikhlasan. Ada semacam rasa menyerah. Terkadang dibumbui dengan prinsip pasrah pada takdir Yang Maha Kuasa. Padahal dunia bergerak begitu cepat. Perekonomian semakin meningkat dengan tumbuh besarnya anak-anak. Keinginan pribadi lebih sering dikorbankan demi kebahagiaan mereka. Tapi itulah resiko menjadi orang tua. Membahagiakan anak adalah kewajiban. Menjadikan mereka selalu tersenyum dan mengucapkan terima kepada kita saat mendapatkan apa yang diperolehnya. Seperti mendapatkan surga. Saya masih memiliki tenaga. Saya masih memiliki otak. Semuanya bisa bekerja dengan kemampuan maksimal. Namun perbedaan sudut pandang seperti menghambat pola kinerja tubuh dan otak. Sewaktu-waktu seperti menggampangkan ketika menemukan masalah yang membutuhkan solusi tercepat. Seolah-olah bisa ditunda ketika harus bisa segera diselesaikan. Saya tidak tahu apakah memasuki usia 40-an...