Doa Yang Tepat, Bagi Saya



Saya selalu mendoakan siapapun dengan tiga doa singkat; 'semoga panjang umur, 'sehat selalu' dan 'banyak rejeki'.

Saya pikir ini adalah doa yang sangat tepat ditengah kondisi saya yang sangat jarang bisa mendoakan dengan baik. 

Tiga doa ini sangat singkat dan mengena bagi setiap orang yang saya doakan.

Entah apakah ketiganya, salah duanya, atau salah satunya terwujud. Itu urusan hakiki dari Tuhan Sang Pencinta.

Tapi yang saya yakini, dengan seyakin-yakinnya. Karena Tuhan itu Maha Adil. Maka kemungkinan terkabulnya ketiga doa itu secara berbarengan dengan umur seorang manusia, sangat-sangat terjadi.

Artinya, Tuhan memberi hal positif sekaligus memberi hal negatif. Satu - dua doa terkabul, satu doa lainnya tidak diwujudkan. Satu doa diwujudkan, dua doa lainnya tertunda terwujudnya.

Dari mana datangnya hipotesa itu? Dari banyaknya pergaulan dan kenalan yang saya dapatkan. Banyak cerita-cerita yang mengarah pada hipotesa itu.

Sebagai contoh, saya pernah punya kenalan yang banyak rejeki dan badannya sehat. Namun tidak panjang umur, meninggal muda.

Lainnya, ada yang panjang umur dan sehat selalu, namun rejekinya tidak sesuai yang diharapkan. Karena Tuhan tahu berapa yang dia butuhkan.

Atau, ada juga yang terwujud semuanya. Panjang umur, sehat selalu, banyak rejeki material. Namun rejeki immaterial, malah dikosongkan sama Tuhan.

Sedangkan saya, kepada Tuhan juga berdoa yang sama. Bersyukur, sampai sekarang masih panjang umur, sehat walafiat, rejeki baik immaterial maupun material dikabulkan oleh-Nya secara berkecukupan.

Cukup itu dalam definisi saya, bahwa Tuhan memberi rejeki sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan saya. 

Jika masih bingung, sewaktu saya membutuhkan uang senilai Rp700 ribu. Tuhan memberi saya Rp2 juta. 

Kenapa seperti itu?

Karena Tuhan menginginkan saya menabung sisa dari kebutuhan saya. Karena Ia telah merencanakan sesuatu yang bermuara pada tabungan itu. Meski tidak tahu kapan terjadi dan bagaimana terjadinya.

Lalu doa apa yang nanti saya panjatkan untuk orang-orang yang mati. Baiklah. Yang pertama saya mengucapkan bela sungkawa. Semoga yang bersangkutan diterima disisiNya dan diampuni dosa-dosanya. 

Kepada mereka yang sangat-sangat saya cintai, saya berencana mendoakan mereka lewat kenangan. Dalam kenangan mereka selalu akan tetap hidup sampai saya menyusul. Hanya dengan kenangan saya bisa merawat apa yang mereka cita-citakan. 

Awalnya saya akan berduka karena kehilangan orang tercinta. Namun, hal itu akan berlalu karena saya sibuk.  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

‘Dua Jaya’, Penambal Ban Paling Ampuh se-Kota Genteng

Bertobat Jangan Setengah-setengah

Sekilas Tentang Kematian Media Cetak