Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Pati Geni

Jadi akan seperti ini ceritanya. Tepat sekitar sembilan tahun yang lalu, saya terakhir kali melakukan puasa total dari segala aktivitas material jasmaniah. Atau lebih tepatnya, dalam Jawa disebut puasa Pati Geni dan di lingkungan Bali dikenal dengan puasa Nyepi. Selama 24 jam penuh, tubuh ini tidak mendapatkan asupan makanan minuman, tidak boleh melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan apapun, dan tidak mendapatkan cahaya dari sumber cahaya mana pun. Tidur masih bolehlah. Jika di Bali puasa dini berhubungan dengan penuh dengan agama dan ritual. Sedangkan puasa Pati Geni dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sudut pandang spiritual dari dalam diri sendiri. Mediasi menjadi jalan utama untuk mendapatkan sudut pandang spiritual dan lebih banyak dimanfaatkan jalan keluar permasalahan yang dihadapi. Saya pertama kali mengenal puasa ini dari sahabat yang sudah saya anggap sebagai saudara dari Bali. Kami pertama kali berkenalan lewat arak, yang kemudian dilanjutkan dengan ...

Kepada kawan

Bagaimana kabarmu kawan? Semoga engkau senangtiasa mendapatkan limpahan anugrah dan kesehatan dari Tuhan YME. Jika kau bertanya tentang kabarku, aku masih sehat dan berumur panjang. Namun kondisi kantong masih dalam keadaan kering. Biasa laku kehidupan setiap manusia. Apakah kau sekarang sering pulang ke kota kampung halaman kita? Kau merasakan perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kurun waktu terakhir ini? Jika kau merasakan hal yang sama, aku juga. Perubahan mencolok terjadi pada jalan yang berada tepat di depan sekolah dasar tempat kita menuntut ilmu. Dulu saat siang yang panas, jalan itu memberi kita keteduhan daun-daun pohon asam dan ketepeng yang subur di kanan kiri jalan. Saat musim buah asam datang, kau dan aku selalu mencari buah asam untuk dibawa pulang dan kemudian kita makan bersama dengan gula. Aku selalu suka gula asam buatan ibumu. Sedangkan kau sangat senang mendapatkan suguhan rujak manis yang dibuatkan emakku saat bermain ke rumah. Jalan ini dulu sering...

Manusia Bukanlan Pemikir

Sebagai manusia, sesungguhnya kita bukanlah pemikir. Semua yang tercipta ini adalah karena kebutuhan dan keinginan. Sehingga otak dipaksa untuk mampu menghasilkan ide yang lebih hebat dibandingkan dengan ide yang sebelumnya dilahirkan. Ini yang membedakan kita manusia dengan mahluk hidup lainnya. Namun terkadang manusia memaksa bahwa kebutuhan atau keinginannya haruslah tercapai bagaimanapun kondisinya, caranya, dan tanpa memperdulikan apapun. Mereka tidak pernah berpikir, bahwa usaha mereka untuk mencapai tujuan itu akan menyusahkan bahkan menghancurkan orang lain. Ya itulah manusia. Manusia bukanlah pemikir. Dalam bukunya, James K. A. Smith, Profesor Filsafat dari Amerika berkata, “manusia dibentuk berdasarkan apa yang dicintainya". Sejatinya manusia didefinisikan oleh apa yang mereka inginkan. Bukan oleh apa yang mereka tahu, apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka punya, apa yang mereka sudah lakukan, dan apa yang mereka cintai. Penjelasan singkatnya akan seperti in...

0.37

Kami hanya bertatap mata cukup lama.  Televisi sudah kami matikan lima menit yang lalu, saat kami sudah tidak tertarik lagi mendengar lagu dari kontes musik yang dibuat asal-asalan satu perusahaan televisi negeri ini. Sebenarnya kami sudah lama diam. Jauh sebelum putri kami berangkat tidur.  Ini tentang masalah sore tadi yang masih membuat pusing kepala. “Alasan apa lagi yang engkau katakan kepadanya terkait hutang kita yang belum lunas hingga sekarang,” tanya istriku dengan tetap matanya melihat ke televisi yang sudah tidak menampilkan warna-warna lagi. “Aku kehabisan alasan,” ujarku singkat. Istriku diam. Mungkin setiap orang juga pernah merasakan hal yang sama. Perkataan apalagi yang akan disampaikan ketika pertanyaan hanya dijawab dengan singkat saja dan tanpa semangat. “Lalu bagaimana kau membayarnya besok sore? Aku tadi sempat mendengar dia berteriak bahwa besok sore kita harus melunasi hutang beserta bunganya atau kita akan terusir dari rumah ini,” kata istriku dengan s...

0.38

Serangan telak itu pertama kali hadir dalam kehidupanku pada dua tahun yang lalu. Dia langsung telak memukulku jatuh hingga terjungkal pada titik nadir kehidupan yang paling rendah dalam roda yang terus berjalan. Sejarah, kebanggaan, dan cerita yang aku bangun sejak lama, tanpa proses yang berlambat-lambat langsung hancur tuntas tanpa bekas. Kejayaan yang pernah dekat selayaknya sahabat, menjauh pergi tanpa pernah menoleh kembali ke belakang. Jangan menanyakan kabar, tersenyum saat melintas di depanku pun aku rasa tidak pernah dilakukanya lagi. Kejayaan telah menjauhi. Berawal dari kolapnya perusahaan yang sudah aku percaya mampu memberikan masa depan, ketidakberuntungan ini hadir dalam kehidupannya sampai saat ini. Sebenarnya ini adalah peluang. Peluang untuk mencari dunia baru, terutama untuk memulai usaha sendiri. Namun persiapan yang tidak jelas, akhirnya membuat semua rencana dilakukan serampangan. Peluang kembali pada pekerjaan lama terbuka, namun jauh dari seberang. Aku t...

Agama adalah candu

Sejak awal dirinya memperkenalkan dan menanguhkan diri sebagai Marxist-Leninis. Keteguhan itu akan dibawahnya sampai ajal menjemput. Ia yang sepanjang hidupnya selalu mempelajari, mengunyah, dan menelaah karya-karya tokoh utama komunisme seperti Karl Marx, Friedrich, Engels, dan Vladimir Lenin, selanjutnya menjelma sebagai seorang yang merupakan perwujudan Marxist-Leninis di dunia yang modern ini. Pemimpin yang begitu dicintai rakyatnya sendiri dan menjadi musuh terbesar negara adi kuasa ini mampu menghayati kredo yang pernah diteriakkan oleh Karl Marx (1818-1883) bahwa agama adalah keluhan mahluk yang tertekan, perasaan dunia tanpa hati, sebagaimana ia adalah suatu roh zaman yang tanpa roh. Agama adalah candu masyarakat. Berdasarkan kredo itulah, wilayah tempat dia memimpin sepenuhnya tidak mengakui adanya agama alias atheis Seseorang bisa disebut sebagai pahlawan oleh bangsanya sendiri adalah ketika dia tiada nama dan jasanya akan tetap dikenang sebagai orang yang mampu memberik...