Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Kala Raja Gadungan Diciduk

Tulisan ini saya buat, tepat sehari Kanjeng Taat Pribadi ditangkap Kepolisian Probolinggo bersama dengan santuan dari wilayah lainnya. Jadi tulisan ini, bukan ikut-ikutan berita yang sekarang ini sedang ramai terkait Taat Pribadi. Saya sudah kirim ke basabasi.com namun tidak termuat. Selamat membaca.          Saya kira begini ceritanya, ketika pertama kali mengelar pembagian uang gratis bagi ratusan ribu orang di padepokannya yang berada di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada periode 2015-an. Kanjeng Dimas Taat Pribadi berharap dialah Sang Ratu Adil yang selama ini diharapkan kehadirannya oleh rakyat untuk membawa keselamatan dan kesejahteraan. Dengan keahliannya dalam hal mendatangkan uang secara gaib, dengan disaksikan banyak orang, dalam kurun waktu cepat, Taat Pribadi menjadi terkenal dan menjadi rujukan orang-orang yang ingin cepat kaya tanpa kerja keras. Hanya dengan menjad...

Status Kawan, Mengambarkan Senjakala Media

Ketika status dalam dunia maya seorang kawan berbunyi, pekerjaan wartawan adalah sampingan, yang utama adalah ternak ayam. Saya merasa sedih. Terus terang meskipun itu adalah urusan dan persoalan pribadi yang bersangkutan, namun sebagai mantan rekan satu jawatan di dunia pers, saya tidak setuju dengan status yang dituliskan tersebut. Saya tidak akan memberikan komentar atau tanggapan satupun untuk status itu di dindingnya. Biarlah keluh kesan ini saya tuliskan dalam halaman pribadi milik saya. Saya mengenalnya ketika sama-sama bekerja di koran lokal yang berbeda. Dia asli orang lokal. Dia lebih memahami orang dan wilayah liputannya. Saya masih harus terus belajar, bahkan sampai sekarang. Kawan saya, dia juga lebih bagus mungkin dibandingkan saya, namun ketika meminta berita tentu saja saya akan berikan karena demi persahabatan. Menilik kembali ke status, “wartawan kie sampingan” rasanya apa yang dinyatakan Bre Redana dalam “Senjakala Media Massa” mendekati kebenaran. Meskipun bebe...

Tidak usah melihat seberapa jauhnya. Mulailah dengan satu langkah kecil.

Gambar

Mencoba Menjadi Cerdas

Seperti apa rasanya menjadi cerdas. Mengetahui banyak hal tentang sedikit hal. Mungkin adalah kredo orang yang dikategorikan dalam kondisi cerdas. Namun tidak menutup kemungkinan, orang cerdas tahu sedikit tentang banyak hal. Ini sebuah teori dasar dalam jurnalistik. Ketika seorang wartawan dituntut untuk bekerja cepat, tepat, dan efektif, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui tentang apa yang ingin ditanyakan kepada narasumber. Tidak perlu banyak, hanya sedikit saja sebagai pembuka komunikasi. Karena tidak tahu tentang apa yang ingin ditanyakan, maka asumsi tidak diperkenankan berada dalam otak wartawan. Yang ada seharusnya adalah sikap skeptis atau selalu mempertanyakan ketidakjelasan agar bisa dipahami masyarakat ketika disampaikan. Tanpa asumsi dan dengan skeptis, narasumber akan memberikan jawaban sesuai dengan pengetahuannya agar sebuah permasalah menjadi jelas. Jadi tidak usah terlalu banyak bertanya. Pilihan pertanyaan yang cerdas dan mengena sehingga nar...

Terbaik Adalah Melupakan

Tragedi atau kisah sedih bersanding sejalan dengan kisah kebahagiaan dalam kehidupan manusia di dunia. Tidak ada manusia yang tidak bahagia tanpa kesedihan, dan tidak ada kesedihan tanpa kebahagiaan. Semuanya saling berkaitan sampai akhir hayat manusia sendiri bagai hukum klausalitas yang menjelaskan tentang sebab dan akibat. Jika kita masih percaya akan keberadaan Sang Pencipta, maka kita haruslah percaya bahwa ada yang akan merubah nasib setiap manusia. Sang Pencipta haruslah selalu dipercaya bahwa semua kebahagiaan, semua kesediaan sudah dalam takaran-Nya yang disesuaikan dengan kemampuan setiap manusia ciptaannya. Bagi sebagian orang, menjalani hidup penuh dengan kebahagiaan adalah dengan menjadikan hari ini, apapun kondisinya, adalah sebuah hal yang sangat istimewa. Sedangkan masa depan adalah sesuatu yang tidak perlu kita pikirkan karena kita belum mengalaminya. Bahkan, bagi sebagian orang pula, menjadi bahagia adalah dengan memaafkan untuk kemudian melupakan semua kesalah...

Hidup Mesti Berjalan

    Sebuah ungkapan yang saya pegang sampai sekarang, ‘Frustasi adalah jurang antara Harapan dan Kenyataan’. Setiap orang dapat dipastikan ingin hidup seseuai dengan harapan dan kenyataan. Namun siapa kira, kiranya kenyataan tidaklah harus sesuai dengan harapan dan kenyataan.     Frustasi adalah sebuah frase kehidupan dimana kiranya kita melihat semua perjalanan kehidupan tidak lagi memberikan sisi positif. Semua pemikiran kita dipenuhi dengan ansumsi kegagalan. Bahkan kehidupan itu sendiri tidak ada artinya dan tidak akan memberi arti kepada orang lain. Frutasi adalah bentuk kegagalan pemikiran dan hati untuk terus melanjutkan pertarungan melawan tantangan kehidupan.      Apakah saya frutasi saat ini? Saya bisa menjawab tidak dan bisa menjawa iya.    Ketika saya memutuskan untuk menjawab tidak, maka saya punya dasar bahwa saya merupakan tipikal orang tidak pernah menyerah melawan apapun keadaanya. Saya sudah mendapatkan pendidikan dan...

Gema Wisata

Di periode 90-an, Pemkab Banyuwangi meluncurkan program “Gema Wisata” akronim dari “Gerakan Massal Wilayah Desa dan Kota”. Sampai sekarang pun, mbah Google masih belum bisa memberi petunjuk apa tujuan dari program itu. Saya tidak akan mempermasalahkan dan menyulitkan diri untuk mencari lebih jauh dari “Gema Wisata”. Saya malah lebih tertarik untuk membahas tentang lambang atau simbol yang dipergunakan dalam sosialisasi program itu. Menariknya, dari puluhan tugu yang dibuat oleh Pemkab memiliki desain yang sama. Berbentuk persegi panjang yang membuat tulisan Gema Wisata dan artinya, diatas disematkan dua ekor ular perkelapa manusia yang mengampil lambang Kabupaten ujung timur itu. Ular berkepala manusia ini bukan seperti mitor Nyi Blorong yang menjadi mitos di kawasan tengah pulau Jawa dimana selain memiliki kepala juga memiliki tangan dan hanya bagian bawah saja yang berbentuk ular untuk berjalan. Namun ular yang ditampilkan adalah ular yang hanya berkepala saja dan lebih banyak m...