Sebungkus Nasi


Apa yang kamu pikirkan tentang sebungkus nasi yang tidak pernah engkau ketahui siapa pemiliknya yang kau lihat di gudang kantor dalam kondisi lapar serta tak ada uang sama sekali di celana?

Sebungkus nasi yang masih hangat di pagi hari diawal jam kerja?

Dengan perut perih keroncongan?

Apa yang akan kau lakukan kawan? Membiarkan nasi itu tergeletak saja tanpa di sentuh atau engkau akan memakannya tanpa izin terlebih dahulu?

Ternyata rasa laparlah yang menjadi pemenang. Dan aku percayalah aku pernah mengalaminya.

Di 2002 peristiwa itu tepatnya. Sebuah hal yang sebelumnya tidak pernah aku rasakan dari 21 tahun kehidupanku. Kelaparan di saat mulai kerja dan tanpa ada uang sama sekali. Demikian juga dengan teman-teman yang biasanya aku pinjami mereka kosong ngak ada uang.

Minta kiriman uang orang tua, pantang dilakukan jika tidak untuk membayar kuliah.

Sepenggal cerita dari Surabaya yang akan selalu diingat selamannya. Mencuri sebuah nasi bungkus di tengah kelaparan. Menyakitkan.

Dan ketika sebungkus nasi itu termakan habis, munculah seseorang kawan kantor yang sudah pinisepuh bertanya tentang nasi yang tadi disimpannya di gudang.

Pertanyaan langsung ke aku dan tanpa berdosa menjawab tidak tahu.

“Masak tikus bisa membawa dan makan nasi satu bungkus?” katanya.

Menyakitkan. Tetapi itu harus saya terima dengan lapang dada karena memang salah. Kesalahan saya adalah tidak mengatakan apa adanya saya yakin bapak itu akan mengerti.

Tapi saya terlalu pengecut. Terlalu arogan. Terlalu tidak peduli. Terlalu sombong. Jadilah saya pencuri nasi bungkus.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

‘Dua Jaya’, Penambal Ban Paling Ampuh se-Kota Genteng

Bertobat Jangan Setengah-setengah

Sekilas Tentang Kematian Media Cetak