Saya Yes!!!



Sepanjang perjalanan kehidupan ini. Semua cerita memberikan pengalamanan berharga untuk selalu dikenang dan diceritakan. Tentang keringat dan kesedihan. Tidak ada air mata, sebagai pria air mata hanyalah kesedihan berulang yang ditampilkan di muka public.

Sepanjang masa muda, mengharapkan banyak kawan kemudian berusaha menjadi saudara adalah sebuah keputusan mudah yang menyenangkan. Kuncinya hormati dan dengarkan mereka. Hanya itu saja. Persahabatan persaudaraan masa muda, aku rasa memiliki batasan yang tidak bisa dilawan.

Percayalah, sedekade ini aku berusaha memperjuangkan kawan-kawan masa mudaku untuk selalu mendapatkan prioritas. Namun kebutuhan dan kebahagian keluarga kecilku, menjadikan kawan di masa muda bukan prioritas lagi.

Percayalah. Saya sebenarnya sungguh kehilangan rasa itu dengan sangat terpaksa. Tapi saya berusaha untuk mengulangnya kembali.

Begitulah. Siklus dan cerita kehidupan kita sebagai manusia terkadang bisa dikatakan jauh lebih aneh dari pada apapun yang dapat kita khayalkan. Cobalah sekali-kali menelusuri kembali detail-detail perjalan kehidupan, dan kita bertanya-tanya apakah ini nyata atau hanya mimpi.

Jika aku bisa mengulang. Tentu saja aku hanya akan mengucapkan banyak terima kasih kepada masa mudaku yang penuh petualangan, pengalaman dan persaudaraan.

Seperti ditulis Luther kepada Erasmus; Seluruh dunia harus memberikan kesaksian tentang keberhasilan menumbuhkan pemahaman yang benar tentang kehidupan. Saya sangat percaya akan karunia Tuhan ini telah ditampilkan dengan indah dan luar biasa di dalam dirimu, memanggil rasa terima kasih kami.

Sekarang, kehadiran saya sepenuhnya untuk keluarga. Kebutuhan dan permasalahan dalam berkeluarga yang seringkali muncul tanpa henti, mendorong kelahiran kita sebagai sosok manusia yang terus-menerus menekan kepentingan pribadi demi memperjuangkan kepentingan orang-orang yang kita sayangi.

“Bagi saya, dan tentu saja, dalam segala hal saya telah mencari ketentraman dan saya tak menemukan dimanapun, kecuali di ruang keluarga bersama mereka,” ucap Yudhistira.

Di sana, di ruang berukuran tiga kali tiga meter aku menemukan dunia yang penuh tawa. Tertawa adalah bagian dari cara orang melihat kebenaran, melihat dunia. Tertawa adalah cara orang melihat kebenaran supaya tidak menjadi dogma. Tertawa juga menjungkirbalikkan apa yang sudah ada.

Jika engkau tanya apakaha juga menemukan kebahagiaan. Aku dengan pasti memberikan jawaban; “Saya Yes”.

Lantas apakah kita dengan mudahnya melupakan masa lalu yang membentuk kepribadian ini. Saya pikir itu tidak mudah dan tidak akan pernah mudah. Masa lalu akan terus bergelindang dengan warna-warninya yang menyenangkan. Tentu saja, masa lalu hidup dalam bayangkan.

Masa lalu adalah sebuah fase kehidupan tercepat yang kita lalui. Masa kini adalah sesuatu yang dengan lambat kita jalani. Masa depan adalah sesuatu yang sangat-sangat lambat jalannya dan kita dipastikan menungggu. Tidak ada yang bisa mengubahnya.

Tidak kawan lama, tidak saudara sedarah. Tidak lingkungan. Tidak juga dengan buku-buku. Masa lalu hanya bisa dikenang tanpa bisa diulang lagi.

Tentang masa lalu, kita hanya bisa memodifikasi sedemikian rupa. Mirip apa yang dikerjakan oleh Soeharto untuk memanipulasi masa lalunya dengan hanya merubah ejaan saja. Bukan dan tidak dengan membakar buku.

Pada sebuah opini tertulislah : Rezim tangan besi Indonesia memang tidak perlu membakar buku, tjukup mengganti edjaan, karena dampaknja sama: generasi muda tidak berniat lagi membatja buku zaman dulu karena ditulis dalam edjaan lain.

Dengan membakar buku, maka bukan sadja buku itu musnah, tetapi—dan ini jang terpenting—gagasan jang terurai dalam buku itu tidak lagi dikenal orang. Dengan mengganti edjaan terlihat betapa Harto daripada Orde Bau lebih tjerdik sekaligus lebih litjik lagi, karena dia telah menutup sedjarah Indonesia bagi generasi muda.

 Mana mungkin generasi milenial tertarik membatjai buku2 jang tidak ditulis dalam edjaan jang sekarang berlaku? Gagasan jang terurai dalam buku2 lama itu djelas terlupakan orang.luas.

Berdamailah dengan masa lalu, bekerjalah dengan masa kini, dan bersiaplah demi masa depan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

‘Dua Jaya’, Penambal Ban Paling Ampuh se-Kota Genteng

Bertobat Jangan Setengah-setengah

Sekilas Tentang Kematian Media Cetak