Memilih dan tanggung jawab kepada negara
Pembicaraan minggu sore, berawal dari sebuah pertanyaan sederhana yang sampai hingga kemarin itu belum mendapatkan jawaban. Atau memang aku menanyakan pada orang yang tidak tepat. Atau sekali lagi, aku selalu merasa pintar, sok tahu, dan kampium, sehingga malu bertanya pada orang lain karena sudah merasa tahu segalanya.
Namun pada minggu sore itu, aku tersadar dan tentu saja semua yang jawaban yang aku dapatkan meskipun melukai perasaan namun jawaban yang tepat dan kena.
Kenapa kamu tidak memilih dalam pemilu yang diadakan di negeri ini? Ini awal pembicaraan yang sebenarnya mudah aku jawab dan pasti akan kena ke orang yang menanyakan.
Sama seperti jawaban yang aku berikan kepada orang lain. Bahwa aku memutuskan dan tidak memilih karena kecewa dengan pemimpin negeri ini yang tidak sesuai harapan dan selalu ingkar janji kepada rakyatnya sebelum pemilihan. Dengan menjadi golput, maka secara logika kita melakukan boikot kepada pemilihan dan membiarkan orang lain untuk memilih.
Lalu apa yang kamu dapatkan dengan menjadi tidak memilih atau golput? Pertanyaan selanjutnya dan bisa aku jawab.
Aku tidak mendapatkan apa-apa memang dengan tidak memilih. Tapi setidaknya aku merasa tidak ikut bertanggung jawab terhadap kondisi negeri ini saat dipimpin oleh orang yang tidak aku pilih. Orang yang mengingkari janji kepada rakyatnya dan selalu memperkaya kepada diri sendiri.
Lantas, dimana tanggung jawabmu sebagai warga negara kepada negara yang kau anggap tanah airmu ini?. terus terang ini adalah pertanyaan sulit yang belum pernah diajukan kepadaku.
Aku tidak perlu bertanggung jawab kepada negara, karena selama ini memang negara tidak pernah bertanggung jawab kepadaku. Tidak pernah memperhatikan rakyatnya baik dari pendidikan, kesehatan, pekerjaan, maupun lainnya. Karena tidak bertanggung jawab itulah aku memilih tidak bertanggung jawab kepada negeriku.
Kenapa kau selalu bertanya, apa yang negera berikan kepadaku? Tetapi bertanyalah apa yang kau berikan kepada negaramu?. Dengan tidak memilih saat pemilihan, padahal itu adalah kewajibanmu kepada negara, itu sama artinya kau tidak bertanggung jawab kepada negaramu dan kau tidak pantas menyebut ini sebagai negaramu.
Aku terdiam. Pertanyaan itu sangat menyakitkan, terlebih lagi dia adalah orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi, namun dia adalah orang yang sudah lama berkecipung dalam partai.
Aku butuh penjelasan?
Sederhana, jika kau tidak memilih, maka kau tidak boleh kecewa dengan apa yang terjadi sekarang. Sebab sebelumnya kau sudah diberikan kesempatan untuk memilih namun tidak menggunakan hak pilihmu. Dan sekarang, ketika kau diberikan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanmu maka kau hanya bisa diam tanpa boleh protes.
Analoginya politiknya sederhana, selama kau menganggap Indonesia ini adalah negara dan tanah airmu, maka ketika kau tidak menggunakan hak pilihmu untuk memajukan negeri ini maka negera ini tetap tanah airmu. Jika kau tidak puas maka alangkah lebih baik jika kau meninggalkan negeri ini dan pindah ke negara lain.
Aku tidak memilih karena memang pilihan yang tersedia saat pemilihan tidak memenuhi kriteria yang diharapkan untuk membuat negeri ini maju.
Memang, namun apakah semuanya tetap kau anggap sama ketika Tuhan menunjukkan hukumannya kepada orang mengingkari janjinya sekarang ini. Apakah waktu diberikan pilihan sudah ada petunjuk bahwa pilihan yang tersedia akan membawa kesempurnaan untuk negeri kita ini.
Sama seperti di negera lain, awalnya semua manis. Tapi karena sifat manusia tidak pernah merasa puas, maka ketika sudah memegang kekuasaan mereka akan mencoba memuaskan dirinya sebisa mungkin. Meskipun itu mengorbankan rakyat banyak.
Dengan tidak memilih, maka ini akan mengembirakan mereka yang selama ini menjadi penguasa tirani di negeri tercinta ini. Dengan alasan itulah mereka melakukan pembelian suara karena orang-orang yang mencintai negeri ini tidak akan menggunakan hak pilihnya. Ini berbeda dengan orang yang tidak mencintai negerinya, mereka berani menjual suara untuk negerinya demi kekayaan sesaat yang bahkan jika dihitung dengan waktu tidak akan sampai dua jam setelah proses pemilihan.
Itu yang kau harapkan, termasuk golongan tidak memilih, negeri ini terbawa lagi dibawa kekuasaan tirani yang tidak pernah memperhatikan rakyat dan selalu memperkaya diri sendiri. Bagaimanapun, golongan yang tidak memilih, dimanapun dan kapanpun tidak akan pernah menang dari golongan yang menentukan memilih. Jadi kenapa tidak masuk ke golongan pemilih.
Memang untuk merubah, orang yang sudah masuk ke kelompok tidak memilih akan sangat sulit. Sebab ini terkait dengan perasaan. Ketika seorang menyatakan tidak menggunakan hak pilihnya, maka dia akan menutup semua nasehat dan paradigma yang diberikan orang lain, meskipun orang itu adalah orang yang pintar dalam kehidupan politik. Ini akan lebih mudah, jika mereka mau mendengarkan dan berhati lapang dada.
Namun tentu saja, apakah dengan memilih, kondisi negeri ini dipimpin oleh orang yang lebih baik dan akan semakin maju dibandingkan sebelumnya. Belum tentu.
Karena sifat manusia yang tidak pernah puas, ada kemungkinan pemimpin yang kita pilih mengingkari janjinya. Namun sebagai pemilih kita tidak akan pernah bisa protes, karena kitalah yang menjadikan mereka sebagai pemimpin. Di tangan mereka, kita percayakan kemajuan dan cita-cita negeri ini. jika terjadi penyimpangan, maka urusan sebagai pemimpin yang dipercaya bukan kepada rakyatnya, melainkan harus berurusan dan bertanggung jawab kepada Tuhan.
Lantas bagaimana sikap kita?
Karena memilih adalah kewajiban kepada negara, selayaknya kita menggunakannya. Namun tentu saja, dengan berbagai pilihan yang ada, kita harus melakukan pengamatan yang tajam dan hati-hati. Kita tidak ingin kepercayaan yang kita berikan kepada pemimpin nantinya disalah gunakan, jika ini sampai terjadi maka bisa saja kita memilih kepada mereka yang kita anggap bisa memajukan kita pada pemilihan selanjutnya.
Terus terang, penjelasan yang diberikan amatlah sangat sederhana dan memberikan gambaran terang tentang apa yang selama ini aku cari jawabannya. Aku selalu mencari apa yang jawaban, mungkin pertanyaan itu aku tujukan kepada orang yang salah atau malah sama sekali tidak peduli dengan kondisi negeri.
Terima kasih Bungkik.
Komentar
Posting Komentar