Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Hayu Puspadias Khairani, Permata Kebahagiaan Kedua Kami

Gambar
  Kami sedang dalam suka cita yang berlebihan. Kami mendapatkan rezeki yang tiada terkira. Permata kedua kami, setelah sepuluh tahun menunggu. Tuhan yang Maha Bijaksana memberi kami anugerah terbesar. Hayu Puspadias Khairani. Nama itu kami berikan dengan berbagai banyak pertimbangan matang di usia saat di kandungan menginjak tujuh bulan. Khairani saya jadikan marga, kependekan dari Kukuh Setyono dan Widawati Rahayu Desi Susani. Khairani yang memiliki arti Kehidupan juga tersemat di putri pertama kami, Nenas Arum Khairani. Penetapan nama Hayu sempat menjadi perdebatan kecil di kamar tidur. Saya sempat bersikeras memakai nama Dayu nama di Bali yang memiliki arti anak perempuan tercantik. Namun Dadanya menginginkan Hayu saja. Lebih jamak dan mudah dipanggilnya. Namun sebenarnya, dibalik ketersetujuan saya, nama Hayu lebih Jawa sekali. Sama-sama berarti putri tercantik. Nama Puspadias inilah yang sebenarnya ingin saya ceritakan. Saya sempat mengusulkan kata Geni sebagai kata ...

Sudah Lama Sekali, Tapi Tidak

Gambar
  Buku akan selalu memberikan kesadaran, bahwa, betul, ini sudah lama sekali tapi tidak berarti tak bisa terjadi lagi, Bacaan akan mempengaruhi pemikiran, pola tindakan, dan pilihan-pilihan dalam kehidupan keseharian kita. Dengan membaca literatur dan realitas kehidupan, pemikiran kita yang lebih objektif dan tidak mudah dihasut. Terkadang, kehidupan seperti kehilangan arah. Manusia merasa tidak lagi punya pilihan. Semua indera dimatikan dan tersesat adalah pilihan paling menjanjikan. Manusia kehilangan rasa, kehilangan identitas. Tidak lagi bisa memilih, harus menanggalkan semua jati diri. Seluruh dunia seperti diharuskan memberikan kesaksian tentang keberhasilan seseorang. Namun, agama dan politik memang senantiasa berjalan dengan erat. Keduanya saling mempengaruhi. Agama dipakai politikus sebagai kendaraan menuju singgasana, sedangkan politik digunakan agama untuk menegaskan hegemoni. Pemahaman mengenai benar salah tentang kitab suci dan karunia Tuhan ini telah d...

Tidak Mampu dan Tidak Bisa, Sebelas Dua Belas Dengan Tidak Mau

Gambar
  Menjadi pemimpin itu sulit. Dia harus mendengarkan, merasakan, dan melakukan sesuatu yang terkadang tidak disenangi demi kebahagian semua orang. Pemimpin yang terpilih oleh banyak orang di luar lingkarannya adalah orang yang mendapatkan kepercayaan dari sebagian besar orang-orang di lingkungannya. Mencalonkan atau tidak mencalonkan, jika sudah dipilih maka dia harus menerima karena itu sudah menjadi tanggung jawabnya. Banyak orang enggan menjadi pemimpin. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Namun alasan terbesar yang selalu dikemukakan oleh orang-orang yang akan dijadikan pemimpin adalah ‘tidak siap’ dan ‘tidak mampu’. Alasan klasik untuk menghindari memimpin masyarakatnya. Tidak siap dan tidak mampu itu sangat beda tipis dengan alasan ‘tidak mau’. Masalahnya kondisi ini selalu muncul pada lingkungan paling bawah. Strata sosial paling awal dari kehidupan bermasyarakat. Bisa dikatakan contoh lingkungan itu adalah sebuah kampung atau perumahan. Mencari pemimpin yang...