Sampahmu Terus Saja Menggangguku

Ketika mengontrak, saya tidak memiliki pilihan dalam membuang sampah rumah tangga, kecuali ke sungai kecil di barat rumah. Karena menyadari bahaya sampah, khususnya berbahan plastic pada lingkungan. Saya memilih membuang hanya sampah organic yang bisa diolah alam dibuang ke sungai atau perkarangan yang dimanfaatkan warga sebagai tempat membakar sampah. Sampah produk plastic, saya pisahkan dalam kantong plastik hitam besar. Tiga bulan sekali, pagi berangkat kerja, kantong hitam itu saya ikat di belakang motor. Saya mencari tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Yogyakarta dan tidak lupa meninggalkan uang untuk kas untuk sampah yang saya titipkan. Alhasil selama tiga tahun mengontrak, solusi mengenai membuang sampah itu saya tempuh. Sebab di Bantul, tempat saya berdomisili masalah sampah seperti tidak ada pernah ada solusinya. Bantul mencontoh Pemda DIY. Terakhir saya mendengar, sudah ada perubahan di lingkungan mengontrak saya dulu. Warga sepakat membayar armada swasta untuk mengolah...