Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Kota Pendidikan, Sampah dan Kota Setengah Gila

Gambar
Selain Malioboro, Klitih, Parangtritis apa yang anda ingat tentang Yogyakarta? Bagi pelancong diksi ‘Istimewa’, ‘Penuh Kenangan’ dan ‘Setiap Sudut Romantis’ adalah pilihan konvensional. Terutama bagi yang baru pertama kali ke Yogyakarta. Bagi mahasiswa baru, diksinya berbeda. ‘Murah’, ‘Banyak Cafe’ dan ‘Masih Suasana Desa’ tentunya menjadi kata-kata sihir yang diturunkan dari senior dan yunior. Bagi warga yang sudah lama tinggal di Yogyakarta, pilihan katanya bertolak belakang. Yaitu ‘Sampah’ dan ‘Danais’. Dua kata yang berbeda, namun ketika disebut secara terbuka banyak cerita di baliknya. Saya tak akan bicara tentang Danais, karena itu sudah banyak dibahas oleh orang-orang pintar di Yogyakarta dan tertulis pada sisi belakang kaos tukang becak motor. ‘Kemanakah Danais?’. Saya bicara tentang sampah. Perilaku manusianya dan tentang tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Piyungan yang amburadul. Kedatangan dan Presiden Jokowi merayakan lebaran tak menarik untuk saya liput. ...